Minggu, 07 Agustus 2011

KEWIRA USAHAAN

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

Etimologi

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

Sejarah kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Proses kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

Tahap-tahap kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

[sunting] Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?]
  • Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[rujukan?]

Faktor-faktor motivasi berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:
  • Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
  • Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
  • Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
  • Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
  • Kerja keras.Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang.Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
  • Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
  • Komitmen pada berbagai pihak.
  • Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Referensi

  1. Kasmir: "Ciri-ciri Wirausaha", ‘’Kewirausahaan’’, halaman 27-28. Alfabeta, 2007
0 kome

Rabu, 20 Juli 2011

soal lATIHAN SQL

LATIHAN SQL KLAS XI part 1

LATIHAN SOAL SQL
KELAS XI RPL

I      Jawablah pertanyaan dibawah ini !


Tabel  = Keluarga
Kode_Keluarga
Nama
Jml_Anak
AA01
Rudi
2
AA02
Arni
1
AA03
Taufan

AA04
Fitry
3
AA05
Ritha
2
(05 row)

1.      Bagaimanakah pernyataan untuk menampilkan semua kolom dari tabel diatas…
2.      ALTER TABLE Keluarga
CHANGE Kode_Keluarga NIP CHAR (6);
adalah pernyataan yang berfungsi untuk…
3.      Pernyataan yang digunakan untuk menghapus data nama “Taufan” adalah….
4.      Berapakah hasil dari ekspresi berikut ini (2+4) * 5 /2 =
5.      Sebutkan perintah-perintah DML adalah….
6.      Bentuk query yang terletak dalam query yang lain disebut….
7.      Sebutkan Operator yang digunakan dalam subquery….
8.      SELECT * FROM  karyawan
WHERE upah =
(SELECT MIN (upah)
FROM karyawan);
Pernyataan manakah yang merupakan Subquery..
9.      Apakah maksud dari pernyataan ini
SELECT nama FROM pegawai
WHERE kode IN
(SELECT DISTINCT kode
FROM utama);
10.  Operator boolean yang menghasilkan nilai benar atau salah adalah….
11.  Bagaimanakah bentuk penggunaan EXISTS dalam subquery yang benar…
12.  SELECT nama_kolom
FROM nama_Tabel
WHERE kondisi ;
Adalah kaidah pernyataan untuk…
13.  Objek yang berisi tipe-tipe data dan data mentah disebut ….
14.  Stored Procedure yang diaktifkan pada saat data ditambahkan, diubah, atau dihapus dari atau ke tabel disebut dengan
15.  Sebuah kolom dalam sebuah table yang menjamin setiap record dalam table mempunyai nilai yang unik disebut dengan …..

0 komentar:

Sabtu, 16 Juli 2011

akuntansi

PENGANTAR AKUNTANSI DAN BISNIS

Pengertian Perusahaan dan Tujuannya
Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.

Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu :
a) Perusahaan Manufaktur (Manufacturing)
Mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.
b) Perusahaan Dagang (Merchandising)
Menjual produk kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk barang dan jasanya.
c) Perusahaan Jasa (Service)
Menghasilkan jasa untuk pelanggan.

Jenis-Jenis Organisasi Perusahaan
Umumnya, terdapat empat bentuk perusahaan yang berbeda, yakni :
a) Perusahaan Perseorangan  dimiliki oleh perorangan
b) Persekutuan (partnership)  dimiliki dua atau lebih individu
c) Korporasi (corporation)  dibentuk sebagai suatu badan hukum terpisah
d) Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Corporation)
Menggabungkan karakteristik persekutuan dan korporasi.
Ketiga jenis perusahaan (manufaktur, dagang dan jasa) dapat berbentuk perseorangan, persekutuan, korporasi maupun campuran.

Strategi Bisnis
Serangkaian rencana dan tindakan terintegrasi yang didesain bagi perusahaan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan melebihi pesaingnya sekaligus memaksimalkan laba. Dua strategi dasar yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah strategi biaya rendah (low-cost strategy) dan strategi diferensiasi (differentiation-strategy).

Rantai Nilai Perusahaan
Apabila perusahaan telah memilih satu strategi tertentu, maka strategi tersebut harus diterapkan pada rantai nilainya. Rantai nilai (value of chain) adalah cara yang dilakukan perusahaan untuk memberi nilai tambah bagi pelanggannya mulai dari proses input sampai menjadi output dari sebuah produk barang/jasa.


Pihak-Pihak yang Berkepentingan
Business Stakeholder/pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Terdiri dari :
a) Pemilik (owners)
Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya.
b) Manajer (manager)
Orang yang diberi kewenangan oleh pemilik untuk mengoperasikan perusahaan.
c) Karyawan (employee)
Orang-orang yang memberikan jasanya kepada perusahaan sehingga mereka memperoleh upah.
d) Pelanggan (customers)
Pihak yang membeli/mengkonsumsi barang/jasa yang dijual/dihasilkan perusahaan.
e) Kreditor (creditors)
Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit.
f) Pemerintah (government)
Pihak yang berkepentingan terhadap pemungutan pajak perusahaan.

Peranan Akuntansi dalam Perusahaan
Secara umum, akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Proses di mana akuntansi menghasilkan informasi bagi pihak-pihak berkepentingan dapat dilihat dari gambar berikut :























Profesi Akuntansi
Para akuntan berkarier sebagai akuntan perusahaan atau akuntan publik. Akuntan yang bekerja pada perusahaan atau organisasi nirlaba disebut sebagai akuntan swasta (private-accountant); sedangkan akuntan beserta staf mereka yang memberikan jasa akuntansi berdasarkan honor (fee) disebut akuntan public (public-accountant).

Bidang Spesialisasi Akuntansi
Pada umumnya, terdapat dua bidang akuntansi yaitu :
a) Akuntansi keuangan (financial-accounting)
Berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan.
b) Akuntansi manajemen
Menggunakan akuntansi keuangan maupun data yang diestimasi untuk membantu manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan serta membuat prediksi di masa depan.
Bidang lainnya yang terkait ialah akuntansi biaya, akuntansi lingkungan, akuntansi pajak, sistem akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi organisasi nirlaba dan akuntansi sosial.

Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP-General Accepted Accounting Principle)
Prinsip dan konsep akuntansi dikembangkan dari hasil penelitian praktek akuntansi sehari-hari. Saat ini, Financial Accounting Standards Board (FASB) merupakan lembaga yang memiliki kewenangan di AS dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi. Tugas yang sama dilakukan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

Beberapa konsep dan prinsip akuntansi ialah :
a) Konsep Entitas Usaha (Business Entity Concept)
Perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditor maupun pihak yang berkepentingan lainnya.
Misal : akuntan yang bekerja pada sebuah perusahaan hanya akan melakukan pembukuan terhadap kegiatan perusahaan bukan kegiatan pribadinya.
b) Konsep Biaya (Cost Concept)
Merupakan dasar untuk membukukan harga pertukaran atau biaya.
Misalnya : sebuah mesin dibeli seharga Rp 10 juta, maka jumlah tersebut harus dimasukkan ke dalam catatan akuntansi pembeli. Mungkin sebelumnya, penjual meminta harga Rp 12 juta; sementara mungkin pembeli menawar Rp 8 juta untuk mesin tersebut.
c) Konsep Objektivitas (Objectivity Concept)
Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan pada bukti obyektif.
d) Konsep Unit Pengukuran (Unit of Measure Concept)
Data ekonomi dicatat dalam satuan mata uang.

Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Sumber daya yang dimiliki perusahaan disebut aktiva (assets). Contohnya : kas, tanah, gedung, peralatan, dsb. Hak atau klaim atas asset, dibagi menjadi dua jenis utama, yakni :
a) Hak Kreditor
Memperlihatkan utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities)
b) Hak Pemilik
Disebut juga ekuitas pemilik (owner’s equity)
Hubungan antara liabilities dan owner’s equity ialah :


= +


Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan akuntansi (accounting-equation). Biasanya kewajiban diletakkan sebelum ekuitas pemilik karena kreditor mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan.

Transaksi Bisnis dalam Persamaan Akuntansi
Kejadian atau kondisi ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas disebut transaksi bisnis (business transaction). Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan perubahan pada ketiga unsur persamaan akuntansi.

Contoh Soal (1) :
Asep Sunarya adalah seoranga pemilik dari Pasti Sukses, sebuah perusahaan konsultan motivasi. Pada akhir periode akuntansi, 31 Desember 2007, Pasti Sukses memiliki asset/aktiva Rp800,000,000 dan liabilities/kewajiban of Rp350,000,000. Dengan menggunakan persamaan akuntansi, tentukanlah :
a. Ekuitas pemilik tanggal December 31, 2007.
b. Ekuitas pemilik tanggal December 31, 2008, dengan asumsi bahwa asset telah naik sebesar Rp130,000,000 dan kewajiban menurun sebesar Rp25,000,000 selama tahun 2008.
Jawab :
a) Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Rp800,000,000 = Rp350,000,000 + Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik = Rp450,000,000
b) Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Rp130,000,000 = –Rp25,000,000 + Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik = Rp155,000,000
Ekuitas Pemilik pada tanggal 31 Desember 2008 adalah :
Rp605,000,000 (Rp450,000,000+Rp155,000,000)

Contoh Soal (2) :
Cinta Cita mendepositokan uangnya sebesar Rp 25 juta sebagai modal.



















Terdapat 3 point penting dalam persamaan akuntansi :
a) Dampak dari setiap transaksi adalah peningkatan atau penurunan satu atau lebih unsur dalam persamaan akuntansi
b) Kedua sisi persamaan akuntansi harus sama jumlahnya
c) Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi oleh pemilik dan berkurang sebesar penarikan oleh pemilik. Selain itu, ekuitas pemilik bertambah karena pendapatan dan berkurang karena beban.


Contoh Soal (3) :
Simatupang Express dimiliki oleh Bonar Simatupang. Transaksi di bawah ini merupakan transaksi dari Simatupang Express selama bulan Februari:
1. Menerima kas dari pemilik sebagai investasi tambahan, Rp35,000,00.
2. Membayar kreditor, Rp1,800,000.
3. Mengirim tagihan kepada pelanggan untuk jasa pengiriman, Rp11,250,000.
4. Menerima kas dari pelanggan, Rp6,740,000.
5. Mengambil kas untuk kepentingan pribadi, Rp1,000,000.
Analisa pengaruh untuk setiap transaksi dalam unsur-unsur persamaan akuntansi (Assets, Liabilities, Owner’s Equity, Drawing, Revenue, and Expense) dengan mengurutkan setiap transaksi, 1-5. Juga, analisa setiap unsur yang terkena pengaruh.
Jawab :
1) Asset (Cash) naik Rp35,000,000; Owner’s Equity (Bonar Simatupang, Capital) naik by Rp35,000,000
2) Asset (Cash) menurun sebesar Rp1,800,000; Liability (Accounts Payable) menurun sebesar Rp1,800,000
3) Asset (Accounts Receivable) naik Rp11,250,000; Revenue (Simatupang Express) naik Rp11,250,000.
4) Asset (Cash) naik Rp6,740,000; Asset (Accounts Receivable) menurun sebesar Rp6,740,000.
5) Asset (Cash) menurun sebesar Rp1,000,000; Owner’s Equity (Bonar Simatupang, Drawing) naik Rp1,000,000

Laporan Keuangan
Setelah transaksi dicatat, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut sebagai laporan keuangan. Terdapat 4 jenis laporan keuangan utama yang biasa digunakan oleh sebuah perusahaan :
a) Laporan Laba-Rugi ( income statement)
Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu (sebulan/setahun).
b) Laporan Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity Statement)
Suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu (sebulan/setahun).
c) Neraca (Balance Sheet)
Suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan/akhir tahun.
d) Laporan Arus Kas (Cash-Flow Statement)
Suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu (sebulan/setahun).

Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Laporan ini menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching-concept). Konsep ini menandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama satu periode akuntansi.
Contoh laporan rugi-laba :
















Laporan Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity Statement)
Laporan ini menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba-rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus disajikan dalam laporan ini. Demikian pula halnya, laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan dalam neraca.
Contoh laporan ekuitas pemilik :














Neraca (Balance Sheet)
Laporan ini menyajikan posisi keuangan (aktiva dan passive) dan dapat berbentuk skontro (bentuk T-account) maupun staple (report-form). Pada bagian aktiva, disajikan urutan asset berdasarkan tingkat likuiditasnya dan di bagian passiva disajikan urutan kewajiban/ utang berdasarkan jangka waktunya dan modal pemilik.
Contoh neraca :








Laporan Arus Kas (Cash-Flow Statement)
Laporan ini menyajikan penerimaan maupun pengeluaran kas yang bersumber dari 3 jenis aktivitas, yakni :
a) Aktivitas Operasi
Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas berkaitan kegiatan operasional perusahaan.
b) Aktivitas Investasi
Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian maupun penjualan aktiva tetap.
c) Aktivitas Pendanaan
Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana maupun pengambilan uang oleh pemilik.
Contoh laporan arus kas :

Minggu, 03 Juli 2011

CITA-CITA

S.mua org pasti mempuyai itu 
Dalam hidup yg keras ini yg stiap waktu siap menerjang Qta 
So cita-cita Qta yg bsa membangkitkan Qta 
and ndak citu ada orang eang Qta sayangi yg dpt pula tuk membrakan support
Ke Qta dia slalu menemani Qta dalam suka and duka dia slallu hadir
SO cita-cita dpt Qta artikan sbg support dalam KMB yg Qta  jalani dalam setiap waktu
Cita-cita slallu menemani Qta 


Kamis, 02 Juni 2011

Selasa, 15 Februari 2011

TRIGONOMETRI

PENJUMLAHAN DUA SUDUT (a + b)

sin(a + b)  = sin a cos b + cos a sin b
cos(a + b) = cos a cos b - sin a sin b
tg(a + b )   = tg a + tg b
                 1 - tg2a


SELISIH DUA SUDUT
(a - b)

sin(a - b)  = sin a cos b - cos a sin b
cos(a - b) = cos a cos b + sin a sin b
tg(a - b )   = tg a - tg b
                 1 + tg2a


SUDUT RANGKAP

sin 2
a  = 2 sin a cos a
cos 2
a = cos2a - sin2 a
= 2 cos2
a - 1
= 1 - 2 sin2
a
tg 2
a  =  2 tg 2a 
            1 - tg2
a
sin
a cos a = ½ sin 2a
cos2
a = ½(1 + cos 2a)
sin2
a  = ½ (1 - cos 2a)

Secara umum :


sin n
a  = 2 sin ½na cos ½na
cos n
a = cos2 ½na - 1
= 2 cos2 ½n
a - 1
= 1 - 2 sin2 ½n
a
tg n
a =   2 tg ½na  
           1 - tg2 ½n
a

JUMLAH SELISIH DUA FUNGSI YANG SENAMA


BENTUK PENJUMLAHAN
® PERKALIAN

sin
a + sin b   = 2 sin a + b    cos a - b
                                2              2
sin
a - sin b   = 2 cos a + b    sin a - b
                                2             2
cos
a + cos b = 2 cos a + b    cos a - b
                                 2              2
cos
a + cos b = - 2 sin a + b   sin a - b
                                  2             2

BENTUK PERKALIAN
® PENJUMLAHAN

2 sin
a cos b = sin (a + b) + sin (a - b)
2 cos
a sin b = sin (a + b) - sin (a - b)
2 cos
a cos b = cos (a + b) + cos (a - b)
- 2 sin a cos b = cos (a + b) - sin (a - b)

PENJUMLAHAN FUNGSI YANG BERBEDA

Bentuk a cos x + b sin x

Merubah bentuk a cos x + b sin x ke dalam bentuk K cos (x -
a)

a cos x + b sin x = K cos (x-
a)
dengan :                     
             K = Öa2 + b2 dan tg a = b/a Þ a = ... ?

Kuadran dari a ditentukan oleh kombinasi tanda a dan b sebagai berikut

I
II
III
IV
a
+
-
-
+
b
+
+
-
-
keterangan :
a = koefisien cos x
b = koefisien sin x

PERSAMAAN
I. sin x = sin
a Þ x1 = a + n.360°
                         x2 = (180° -
a) + n.360°



    cos x = cos
a Þ x = ± a + n.360°


tg x = tg a
Þ x = a + n.180°    (n = bilangan bulat)

II. a cos x + b sin x = c
     a cos x + b sin x = C
            K cos (x-
a) = C
               cos (x-
a) = C/K
     syarat persamaan ini dapat diselesaikan
     -1
£ C/K £ 1 atau K² ³ (bila K dalam bentuk akar)

misalkan C/K = cos
b
  cos (x -
a) = cos b
        (x -
a) = ± b + n.360° ® x = (a ± b) + n.360°

Minggu, 13 Februari 2011

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pendahuluan

Hubungan internasional abad ke-20 ditandai dengan polarisasi dunia menjadi dua kutub raksasa yakni Blok Barat dan Timur. Blok Barat merupakan aktualisasi ajaran liberalisme dan kapitalisme. Setelah Perang Dunia II, Blok Barat dipimpin Amerika Serikat yang menghendaki ajaran komunis yang dibawa Blok Timur tidak menguasai dunia. Kemudian muncullah model bipolar dengan kelahiran konsep balance of power (perimbangan kekuatan).

Penemuan Bom Atom di akhir Perang Dunia II dan penggunaannya oleh Amerika Serikat telah mendorong Blok Timur yang kemudian dipimpin Uni Soviet berusaha mendapatkan teknologi tersebut. Tahun 1945, Amerika Serikat memiliki supremasi dalam bidang senjata strategis. Namun sejak 1949, Uni Soviet telah membuktikan keunggulannya dengan memiliki senjata nuklir seperti halnya Amerika Serikat. Maka lahirlah suasana Perang Dingin dimana persaingan ideologi antara AS dan Soviet menghindari bentrokan langsung karena risiko perang nuklir.

Menurut Juwono Sudarsono, tahun 1989-1990, Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989 serta menyatunya Jerman Barat dan Timur pada 3 Oktober 1990. Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet pada 25 Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai kepala negara.

Pasca Perang Dingin disebutkan Juwono telah melahirkan sedikitnya empat hal penting dalam hubungan internasional. Pertama, hubungan internasional ditandai dengan ikhtiar memelihara persatuan dan kesatuan bangsa menghadapi lingkungan internasional yang lebih kabur, lebih tidak menentu dan lebih mengandung kompetisi meraih akses pada ilmu, modal dan pasar di negara-negara kaya.
Kedua, soal yang berkaitan dengan keamanan regional. Tiadanya negara adidaya yang memasok kekuatan militer telah menimbulkan persaingan baru diantara negara anggota kawasan tertentu. Ketiga, perhatian kepada ekonomi politik internasional menjadi penting sesudah Sistem Bretton Wood runtuh tahun 1971-1972 yang semula jaminan emas menjadi pilar ekonomi dunia sejak akhir Perang Dunia II.Pada saat bersamaan Jerman dan Jepang menjadi kekuatan baru dalam bidang ekonomi yang menandingi AS. Keempat, dalam hubungan internasional muncul pokok masalah baru yakni “3-in1” berupa lingkungan hidup, hak asasi manusia dan demokratisasi. Ditambah pula dampak globalisasi ekonomi.
Memasuki milenium ke-3 ini dunia menyaksikan corak hubungan antar bangsa yang juga baru. Pada bab ini akan ditelusuri corak hubungan internasional bagaimana yang akan muncul pada awal abad ke-21 nanti. Untuk mengetahuinya tidak hanya mengandalkan pandangan pakar hubungan internasional tetapi juga perlu melihat kajian sejumlah pakar bisnis yang akibat globalisasi ekonomi penilaiannya menjadi sangat berharga.
Revolusi Dunia
Sebelum melihat bagaimana corak hubungan internasional abad ke-21, ada baiknya melihat terlebih dahulu sedikitnya tiga revolusi yang berlangsung pada penghujung abad ke-20. Pertama, revolusi geostrategis. Dalam sebuah laporan berjudul Strategic Assessment 1997 yang diterbitkan Institute for National Strategic Studies (INSS) Amerika Serikat menyebutkan di dunia ini telah terjadi perubahan-perubahan strategis. Di antaranya, pola Perang Dingin sedang digantikan oleh hubungan multiporal asimetris di mana AS sebagai negara paling kuat yang mengendalikan jaringan internasional. Meskipun demikian kekuatan negara lain penting karena berpengaruh di masing-masing kawasan.
Salah satu perkembangan menarik dari perubahan geostrategis global seperti diuraikan dalam laporan tersebut adalah kemenangan gagasan demokrasi dan ekonomi pasar (democracy market). AS melihat bahwa gagasan itu diterima di mana pun di dunia, kecuali di Cina, sebagai cara terbaik dalam memimpin masyarakat.
Oleh sebab itulah maka INSS membagi tiba kategori negara. Pertama, negara sukses melaksanakan tujuan demokrasi pasar. Kedua, negara yang sedang dalam transisi dari otoritarianisme menuju demokrasi pasar namun berisiko membeku dengan ekonomi politik dan sebagian sistem politik bebas. Ketiga, negara-negara bermasalah yang tertinggal dari negara lainnya dan bahkan banyak berjuang untuk keluar dari ekstremisne etnik dan religius dan mungkin krisis separatisme.
Charles Kegley menyebutkan, anara 1974 sampai 1991, sepertiga negara yang ada di muka bumi mengubah sistem politiknya menjadi demokrasi. Sebuah organisasi yang memonitor kemajuan ke arah demokrasi, Freedom House, memperkirakan pada tahun 1992, sebanyak 41 persen manusi yang hidup di dunia tinggal di negara-negara bebas, 37 persen hidup di negara setengah bebas dan 22 persen berada di negara yang tidak bebas.
Hungtington menyebutkan bahwa fenomena meluasnya ajaran demokrasi itu sebagai sebuah gelombang ketiga demokratisasi. Oleh karena itu, Francis Fukuyama menyatakan ajaran demokrasi liberal Barat telah menjadi universal dan bentuk terakhir pemerintahan yang bisa diterima manusia.
Patut dicatat pula fenomena baru dari kemitraan strategis antara AS dan Cina serta Cina dan Rusia. Kemitraan ini secara langsung telah mengeluarkan Cina dari isolasionisme dunia menjadi lebih terbuka terhadap respons dunia. Bahkan muncul pendapat, dengan kemitraan itu Cina takkan lagi berubah menjadi ekstrem karena tidak merasa frustrasi dengan apa yang dinamakan oleh AS sebagai politik pembendungan Cina.
Kedua, Revolusi teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi memang sudah dirasakan sebagian besar lapisan masyarakat di planet bumi ini. Komputer, faksimile, kabel optik fiber, telepon genggam, siaran televisi yang global serta satelit telah mempercepat aliran informasi menembus batas-batas negara tanpa bisa dihentikan. Oleh karena itulah revolusi ini mempercepat penyebaran gagasan-gagasan politik yang semakin membuka mata masyarakat. Sejauh ini sulit diramalkan akan ke mana arah revolusi bidang teknologi ini.
Ketiga, revolusi dalam pemerintahan. Berbeda dengan lima dekade lalu, wilayah kontrol negara kini sedang menyusut. Di banyak negara maju, kekuasaan dialihkan ke pemerintahan regional atau lokal. Bahkan ada pula yang diserahkan ke sektor swasta, terutama dalam penguasaan sumber daya alam, dana dan manusia. Fenomena ini telah memperkuat kecenderungan menuju masyarakat pluralis.
Berkurangnya kekuasaan pemerintah ini terlihat seperti di Rusia, AS, Uni Eropa dan mungkin Cina. Pemerintah pusat cenderung memindahkan lebih banyak otoritasnya ke pemerintah lokal atau regional. Berkurangnya fungsi pemerintahan pusat ini antara lain karena berkurangnya anggaran dan mungkin pula karena krisis anggaran di banyak negara. Tidak mengherankan jika banyak terjadi swastanisasi perusahaan negara seperti di Rusia dan Cina. Alasannya, meningkatkan efektifitas dan efisensi sehingga bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Kekuatan bisnis internasional juga telah meningkatkan kekuatannya dalam berhadapan dengan pemerintahan. Namun demikian tentu saja dalam saat-saat tertentu seperti selama perang, kemampuan pemerintah memobilisasi berbagai sumber untuk mendukung kepentingan nasionalnya masih bisa diandalkan.

Menurut sebuah analisis telah terjadi tiga perubahan cepat dalam dekade ini dan hal ini sepertinya banyak menguntungkan negara adidaya seperti AS. Dalam skema hubungan antarkekuatan besar terlihat AS masih berada di poros, tidak seperti pada Perang Dingin dengan dua poros. Salah satu kecenderungan yang muncul adalah, AS akan senantiasa mempertahankan kekuatannya dengan jalan apa pun meski tentu mengorbankan sekutunya.

Minggu, 17 April 2011

History of English Language

       English is a West Germanic language that originated from the Anglo-Frisian dialects brought to Britain by Germanic invaders from various parts of what is now northwest Germany and the Netherlands. Initially, Old English was a diverse group of dialects, reflecting the varied origins of the Anglo-Saxon kingdoms of England. One of these dialects, Late West Saxon, eventually came to dominate.
The original Old English language was then influenced by two further waves of invasion: the first by speakers of the Scandinavian branch of the Germanic language family, who conquered and colonized parts of Britain in the 8th and 9th centuries; the second by the Normans in the 11th century, who spoke Old Norman and ultimately developed an English variety of this called Anglo-Norman. These two invasions caused English to become "mixed" to some degree.
Cohabitation with the Scandinavians resulted in a significant grammatical simplification and lexical enrichment of the Anglo-Frisian core of English; the later Norman occupation led to the grafting onto that Germanic core of a more elaborate layer of words from the Romance languages (Latin-based languages). This Norman influence entered English largely through the courts and government. Thus, English developed into a "borrowing" language of great flexibility, resulting in an enormous and varied vocabulary.

Proto-English

The languages of Germanic peoples gave rise to the English language (the Angles, Saxons, Frisians, Jutes and possibly the Franks, who traded and fought with the Latin-speaking Roman Empire in the centuries-long process of the Germanic peoples' expansion into Western Europe during the Migration Period). Some Latin words for common objects entered the vocabulary of these Germanic peoples before their arrival in Britain and their subsequent formation of England.
The main source of information for the culture of the Germanic peoples (the ancestors of the English) in ancient times is Tacitus' Germania, written around 100 AD. While remaining conversant with Roman civilisation and its economy, including serving in the Roman military, they retained political independence. Some Germanic troops served in Britannia under the Romans. It is unlikely that Germanic settlement in Britain was intensified (except for Frisians) until the arrival of mercenaries in the 5th century as described by Gildas. As it was, the Angles, Saxons and Jutes arrived as Germanic pagans, independent of Roman control.
According to the Anglo-Saxon Chronicle, around the year 449, Vortigern, King of the Britons, invited the "Angle kin" (Angles allegedly led by the Germanic brothers Hengist and Horsa) to help him in conflicts with the Picts. In return, the Angles were granted lands in the southeast of Britain. Further aid was sought, and in response "came men of Ald Seaxum of Anglum of Iotum" (Saxons, Angles and Jutes). The Chronicle talks of a subsequent influx of settlers who eventually established seven kingdoms, known as the heptarchy. However, modern scholars view the figures of Hengist and Horsa as Euhemerized deities from Anglo-Saxon paganism, who ultimately stem from the religion of the Proto-Indo-Europeans.

Old English

The invaders' Germanic language displaced the indigenous Brythonic languages in most of the areas of Great Britain that were later to become England. The original Celtic languages remained in parts of Scotland, Wales and Cornwall (where Cornish was spoken into the 19th century). The Germanic dialects combined to form what is now called Old English. The most famous surviving work from the Old English period is the epic poem Beowulf composed by an unknown poet.
Old English did not sound or look like the Standard English of today. Any native English speaker of today would find Old English unintelligible without studying it as a separate language. Nevertheless, about half of the most commonly used words in Modern English have Old English roots. The words be, strong and water, for example, derive from Old English; and many non-standard dialects such as Scots and Northumbrian English have retained many features of Old English in vocabulary and pronunciation.Old English was spoken until sometime in the 12th or 13th century.
Later, English was strongly influenced by the North Germanic language Old Norse, spoken by the Norsemen who invaded and settled mainly in the north-east of England (see Jórvík and Danelaw). The new and the earlier settlers spoke languages from different branches of the Germanic family; many of their lexical roots were the same or similar, although their grammars were more distinct.
The Germanic language of these Old English-speaking inhabitants was influenced by contact with Norse invaders, which might have been responsible for some of the morphological simplification of Old English, including the loss of grammatical gender and explicitly marked case (with the notable exception of the pronouns). English words of Old Norse origin include anger, bag, both, hit, law, leg, same, skill, sky, take, and many others, possibly even including the pronoun they.
The introduction of Christianity added another wave of Latin and some Greek words. The Old English period formally ended sometime after the Norman conquest (starting in 1066 AD), when the language was influenced to an even greater extent by the Norman-speaking Normans. The use of Anglo-Saxon to describe a merging of Anglian and Saxon languages and cultures is a relatively modern development.

Middle English

For about 300 years following the Norman Conquest in 1066, the Norman kings and their high nobility spoke only one of the langues d'oïl called Anglo-Norman, which was a variety of Old Norman used in England and to some extent elsewhere in the British Isles during the Anglo-Norman period and originating from a northern dialect of Old French, whilst English continued to be the language of the common people. Middle English was influenced by both Anglo-Norman and, later, Anglo-French (see characteristics of the Anglo-Norman language).
Even after the decline of Norman, French retained the status of a formal or prestige language and had (with Norman) a significant influence on the language, which is visible in Modern English today (see English language word origins and List of English words of French origin). A tendency for Norman-derived words to have more formal connotations has continued to the present day; most modern English speakers would consider a "cordial reception" (from French) to be more formal than a "hearty welcome" (Germanic). Another example is the very unusual construction of the words for animals being separate from the words for their meat: e.g., beef and pork (from the Norman bœuf and porc) being the products of 'cows' and 'pigs', animals with Germanic names.
English was also influenced by the Celtic languages it was displacing, especially the Brittonic substrate, most notably with the introduction of the continuous aspect—a feature found in many modern languages but developed earlier and more thoroughly in English.
While the Anglo-Saxon Chronicle continued until 1154, most other literature from this period was in Old Norman or Latin. A large number of Norman words were taken into Old English, with many doubling for Old English words. The Norman influence is the hallmark of the linguistic shifts in English over the period of time following the invasion, producing what is now referred to as Middle English.
The most famous writer from the Middle English period was Geoffrey Chaucer, and The Canterbury Tales is his best-known work.
English literature started to reappear around 1200, when a changing political climate and the decline in Anglo-Norman made it more respectable. The Provisions of Oxford, released in 1258, was the first English government document to be published in the English language since the Conquest. In 1362, Edward III became the first king to address Parliament in English. By the end of that century, even the royal court had switched to English. Anglo-Norman remained in use in limited circles somewhat longer, but it had ceased to be a living language.
English spelling was also influenced by Norman in this period, with the /θ/ and /ð/ sounds being spelled th rather than with the Old English letters þ (thorn) and ð (eth), which did not exist in Norman. (These letters remain in the modern Icelandic alphabet, which is descended from the alphabet of Old Norse.

Early Modern English

Modern English is often dated from the Great Vowel Shift, which took place mainly during the 15th century. English was further transformed by the spread of a standardised London-based dialect in government and administration and by the standardising effect of printing. By the time of William Shakespeare (mid-late 16th century), the language had become clearly recognizable as Modern English. In 1604, the first English dictionary was published, the Table Alphabeticall.
English has continuously adopted foreign words, especially from Latin and Greek, since the Renaissance. (In the 17th century, Latin words were often used with the original inflections, but these eventually disappeared). As there are many words from different languages and English spelling is variable, the risk of mispronunciation is high, but remnants of the older forms remain in a few regional dialects, most notably in the West Country.

Modern English

In 1755, Samuel Johnson published the first significant English dictionary, his Dictionary of the English Language.
The main difference between Early Modern English and Late Modern English is vocabulary. Late Modern English has many more words, arising from two principal factors: firstly, the Industrial Revolution and technology created a need for new words; secondly, the British Empire at its height covered one quarter of the Earth's surface, and the English language adopted foreign words from many countries.


Text Samples:

Old English

Beowulf lines 1 to 11, approximately AD 900
Hwæt! Wē Gār-Dena in geārdagum,
þēodcyninga, þrym gefrūnon,
ðā æþelingas ellen fremedon.
Oft Scyld Scēfing sceaþena þrēatum,
monegum mǣgþum, meodosetla oftēah,
egsode eorlas. Syððan ǣrest wearð
fēasceaft funden, þæs frōfre gebād,
wēox under wolcnum, weorðmyndum þāh,
oðþæt him ǣghwylc þāra ymbsittendra
ofer hronrāde hȳran scolde,
gomban gyldan. Þæt wæs gōd cyning!
Which, as translated by Francis Gummere, reads:
Lo, praise of the prowess of people-kings
of spear-armed Danes, in days long sped,
we have heard, and what honor the athelings won!
Oft Scyld the Scefing from squadroned foes,
from many a tribe, the mead-bench tore,
awing the earls. Since erst he lay
friendless, a foundling, fate repaid him:
for he waxed under welkin, in wealth he throve,
till before him the folk, both far and near,
who house by the whale-path, heard his mandate,
gave him gifts: a good king he!
Here is a sample prose text, the beginning of The Voyages of Ohthere and Wulfstan. The full text can be found at The Voyages of Ohthere and Wulfstan.
Ōhthere sǣde his hlāforde, Ælfrēde cyninge, ðæt hē ealra Norðmonna norþmest būde. Hē cwæð þæt hē būde on þǣm lande norþweardum wiþ þā Westsǣ. Hē sǣde þēah þæt þæt land sīe swīþe lang norþ þonan; ac hit is eal wēste, būton on fēawum stōwum styccemǣlum wīciað Finnas, on huntoðe on wintra, ond on sumera on fiscaþe be þǣre sǣ. Hē sǣde þæt hē æt sumum cirre wolde fandian hū longe þæt land norþryhte lǣge, oþþe hwæðer ǣnig mon be norðan þǣm wēstenne būde. Þā fōr hē norþryhte be þǣm lande: lēt him ealne weg þæt wēste land on ðæt stēorbord, ond þā wīdsǣ on ðæt bæcbord þrīe dagas. Þā wæs hē swā feor norþ swā þā hwælhuntan firrest faraþ. Þā fōr hē þā giet norþryhte swā feor swā hē meahte on þǣm ōþrum þrīm dagum gesiglau. Þā bēag þæt land, þǣr ēastryhte, oþþe sēo sǣ in on ðæt lond, hē nysse hwæðer, būton hē wisse ðæt hē ðǣr bād westanwindes ond hwōn norþan, ond siglde ðā ēast be lande swā swā hē meahte on fēower dagum gesiglan. Þā sceolde hē ðǣr bīdan ryhtnorþanwindes, for ðǣm þæt land bēag þǣr sūþryhte, oþþe sēo sǣ in on ðæt land, hē nysse hwæþer. Þā siglde hē þonan sūðryhte be lande swā swā hē meahte on fīf dagum gesiglan. Ðā læg þǣr ān micel ēa ūp on þæt land. Ðā cirdon hīe ūp in on ðā ēa for þǣm hīe ne dorston forþ bī þǣre ēa siglan for unfriþe; for þǣm ðæt land wæs eall gebūn on ōþre healfe þǣre ēas. Ne mētte hē ǣr nān gebūn land, siþþan hē from his āgnum hām fōr; ac him wæs ealne weg wēste land on þæt stēorbord, būtan fiscerum ond fugelerum ond huntum, ond þæt wǣron eall Finnas; ond him wæs āwīdsǣ on þæt bæcbord. Þā Boermas heafdon sīþe wel gebūd hira land: ac hīe ne dorston þǣr on cuman. Ac þāra Terfinna land wæs eal wēste, būton ðǣr huntan gewīcodon, oþþe fisceras, oþþe fugeleras.
This may be translated as:
Ohthere said to his lord, King Alfred, that he of all Norsemen lived north-most. He quoth that he lived in the land northward along the North Sea. He said though that the land was very long from there, but it is all wasteland, except that in a few places here and there Finns encamp, hunting in winter and in summer fishing by the sea. He said that at some time he wanted to find out how long the land lay northward or whether any man lived north of the wasteland. Then he traveled north by the land. All the way he kept the waste land on his starboard and the wide sea on his port three days. Then he was as far north as whale hunters furthest travel. Then he traveled still north as far as he might sail in another three days. Then the land bowed east (or the sea into the land — he did not know which). But he knew that he waited there for west winds (and somewhat north), and sailed east by the land so as he might sail in four days. Then he had to wait for due-north winds, because the land bowed south (or the sea into the land — he did not know which). Then he sailed from there south by the land so as he might sail in five days. Then a large river lay there up into the land. Then they turned up into the river, because they dared not sail forth past the river for hostility, because the land was all settled on the other side of the river. He had not encountered earlier any settled land since he travelled from his own home, but all the way waste land was on his starboard (except fishers, fowlers and hunters, who were all Finns). And the wide sea was always on his port. The Bjarmians have cultivated their land very well, but they did not dare go in there. But the Terfinn’s land was all waste except where hunters encamped, or fishers or fowlers.

Middle English

From The Canterbury Tales by Geoffrey Chaucer, 14th century:
Whan that Aprille with his shoures soote
The droghte of March hath perced to the roote
And bathed every veyne in swich licour,
Of which vertu engendred is the flour;
Whan Zephirus eek with his sweete breeth
Inspired hath in every holt and heeth
The tendre croppes, and the yonge sonne
Hath in the Ram his halfe cours yronne,
And smale foweles maken melodye,
That slepen al the nyght with open yë
(So priketh hem Nature in hir corages);
Than longen folk to goon on pilgrimages

Early Modern English

From Paradise Lost by John Milton, 1667:
Of man's first disobedience, and the fruit
Of that forbidden tree, whose mortal taste
Brought death into the world, and all our woe,
With loss of Eden, till one greater Man
Restore us, and regain the blissful seat,
Sing, Heavenly Muse, that on the secret top
Of Oreb, or of Sinai, didst inspire
That shepherd, who first taught the chosen seed,
In the beginning how the Heavens and Earth
Rose out of chaos: or if Sion hill
Delight thee more, and Siloa's brook that flowed
Fast by the oracle of God, I thence
Invoke thy aid to my adventurous song,
That with no middle Flight intends to soar
Above the Aonian mount, whyle it pursues
Things unattempted yet in prose or rhyme.

Modern English

Taken from Oliver Twist, 1838, by Charles Dickens:
The evening arrived: the boys took their places; the master in his cook's uniform stationed himself at the copper; his pauper assistants ranged themselves behind him; the gruel was served out, and a long grace was said over the short commons. The gruel disappeared, the boys whispered each other and winked at Oliver, while his next neighbours nudged him. Child as he was, he was desperate with hunger and reckless with misery. He rose from the table, and advancing, basin and spoon in hand, to the master, said, somewhat alarmed at his own temerity—
"Please, sir, I want some more."
The master was a fat, healthy man, but he turned very pale. He gazed in stupefied astonishment on the small rebel for some seconds, and then clung for support to the copper. The assistants were paralysed with wonder, and the boys with fear.
"What!" said the master at length, in a faint voice.
"Please, sir," replied Oliver, "I want some more."
The master aimed a blow at Oliver's head with the ladle, pinioned him in his arms, and shrieked aloud for the beadle.

Minggu, 27 Februari 2011

The Spirit Carries On by Dream Theater

Where did we come from,
Why all we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say, "Life is too short,"
"The here and the now"
And "You're only given one shot"
But could there be more,
Have I lived before,
Or could this be all that we've got?

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on

I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I'm not scared anymore
I know that my soul will transcend

I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on

"Move on, be brave
Don't weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear"

Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has helped me to find
The meaning in my life again
Victoria's real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I'm here
It's perfectly clear
I found out what all of this means

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on